Judul: You Are The Apple Of My Eye
Penulis: Giddens Ko
Penerjemah: Stella Angelina dan Fei
Penyuting: NyiBlo
Proofreader: Dini Novita Sari
Cover Designer: Dedy Andrianto
Ilustrasi Isi: @teguhra
Cetakan: Kedua, April 2014
ISBN: 978-602-7742-28-4
Penerbit: Penerbit Haru
Jumlah Halaman: 350
Sinopsis:
Kau sangat kekanak-kanakan – Shen Jiayi
Sedikit pun kau tidak berubah, nenek yang keras kepala – Ke JingtengSemua berawal saat Ke Jingteng, seorang siswa pembuat onar, dipindahkan untuk duduk di depan Shen Jiayi, supaya gadis murid teladan itu bisa mengawasinya. Ke Jingteng merasa Shen Jiayi sangat membosankan seperti ibu-ibu, juga menyebalkan. Apalagi, gadis itu selalu suka menusuk punggungnya saat ia ingin tidur di kelas dengan pulpen hingga baju seragamnya jadi penuh bercak tinta. Namun, perlahan Ke Jingteng menyadari, kalau Shen Jiayi adalah seorang gadis yang sangat spesial untuknya.
Karena masa mudaku, semua adalah tentangmu…
Review:
Menonton film You are the Apple of My Eyes membuatku nostalgia akan kehidupan SMA. Membuatku teringat akan kebodohan-kebodohan yang aku lakukan saat SMA, tentang bagaimana sebagian besar anak lelaki terlambat dewasa (masih kekanak-kanakan) jika dibanding anak perempuan, serta tentang betapa clueless-nya kita saat mengalami cinta pertama.
Film ini juga berhasil membuatku tertawa melihat bagaimana para anak lelaki membuat Shen Jiayi terkesan. Tertawa karena ada gap antara definisi cinta menurut anak perempuan dan lelaki sehingga membuat kesalahpahaman yang kocak.
Aku pun jadi penasaran bagaimana Giddens Ko menuliskan kisah ini dalam bentuk novel. Aku cukup beruntung ketika muncul keinginan membaca novel ini, kebetulan Penerbit Haru sedang berpartisipasi dalam Islamic Book Fair 2016 sehingga aku bisa mendapatkan buku ini dengan harga Rp 35.000 saja! Yeah! Alhamdulillah!
Aku tidak menyangka ternyata versi novelnya cukup jauh berbeda dengan filmnya. Untung nonton filmnya dulu. Mungkin kalau aku membaca novelnya terlebih dahulu, selama nonton aku akan merasa kesal karena filmnya banyak yang tidak sesuai dengan novelnya. Hahahaha
Beberapa perbedaan film dan novel:
a. Keberadaan karakter Li Xiaohua
Di versi novelnya, Ke Jingteng sempat menyukai Li Xiaohua sebelum jatuh cinta pada Shen Jiayi. Di filmnya ngga ada karakter Li Xiaohua.
Terima kasih Tuhan sudah memberiku penyembuh atas cintaku yang hilang! Sangat hebat! Ini baru yang dinamakan misteri dalam kehidupan. -Ke Jingteng saat menyadari dirinya jatuh cinta dengan Shen Jiayi
b. Teman-teman Ke Jingteng
Di novel, beberapa teman Ke Jingteng dijelaskan sambil lalu tapi di filmnya dijelaskan dengan detail.
Tetapi hanya aku yang terus melanjutkan peran menjadi teman baik Shen Jianyi dan memegang teguh dua prinsip dasar: tidak melanggar batas dan tidak sengaja berbuat baik berlebihan kepadanya. Namun, aku juga memiliki pekerjaan tambahan, yaitu berusaha keras untuk mendorong teman-teman di sekitarku agar melanggar kedua prinsip ini.
c. Deskripsi fisik Ke Jingteng
Dalam novel dijelaskan kalau Ke Jingteng pendek dan tingginya tidak jauh berbeda dengan Shen Jianyi, sementara dalam film Ke Jingteng itu tinggi dan lebih tinggi dibanding Shen Jianyi
dan masih banyak lagi…
Sisi positif dari banyaknya perbedaan antara novel dan film adalah ketika membaca novelnya, aku tetap mendapatkan pengalaman baru dan sensasi yang berbeda dengan menonton filmnya. Jadinya tidak membosankan. Aku bahkan berulang kali gagal menebak hal yang akan terjadi di dalam novelnya.
Bagian favoritku adalah saat Giddens Ko membahas kriteria lelaki idaman perempuan:
Orang yang paham semua tahu bahwa hubungan seorang laki-laki dan anak-anak adalah sebuah gambaran kepribadian yang sangat penting di mata seorang perempuan. Setiap orang yang menyukai Shen Jiayi memilki cara sendiri untuk menyatakan bahwa aku menyukai anak-anak.
Benar. Sekarang bukan jamannya mengejar perempuan dengan penampilan. Sekarang cara terbaik mengejar perempuan adalah dengan bersemangat belajar. Semangat! Ayo semangat!
Pembicaraan mengenai mimpi juga menjadi salah satu hal penting untuk membuat seorang perempuan terkesan. Kalau seorang lelaki tiba-tiba ditanya apa mimpinya tetapi tidak bisa menjawab, ia pasti akan mendapatkan pengurangan nilai yang serius di hati perempuan, bahkan bisa sampai dieleminasi. Tidak memiliki mimpi sama saja tidak memiliki karisma.
Aku setuju dengan pernyataan Giddens Ko. Aku juga suka sama lelaki yang semangat belajar, memiliki mimpi dan menyukai anak-anak.
Namun setelah membaca novel ini membuatku berpikir bahwa ada lelaki yang terlihat sesuai kriteria idaman tapi niatnya untuk membuat perempuan terkesan, bukan karena benar-benar memiliki mimpi, menyukai anak-anak ataupun semangat belajar. Hm… *harus kucatat*
Yang jelas aku suka gaya menulis Giddens Ko. Membuatku mudah membayangkan dan masuk ke dalam cerita. Selain itu, cerita juga lucu dan menghibur.
3 bintang untuk You Are The Apple Of My Eye!
Review ini diikutsertakan dalam East Asia Reading Challenge 2016
ini filmnya fenomenal, apa novelnya semenarik filmnya?
LikeLike
novelnya menarik tapi ngga bisa dibilang semenarik filmnya sih..
soalnya sisi menariknya berbeda..
ada beberapa bagian yang hana lebih suka novelnya dan ada bag yang hana lebih suka filmnya..
kalau di novel kita bisa tahu isi kepala Ke Jingteng lebih banyak dan dan juga strategi serta usaha dia untuk mendapatkan Shen Jianyi.. 🙂
tapi premis ceritanya tetap sama kok tentang Ke Jingteng, seorang siswa pembuat onar yang jatuh cinta dengan Shen Jianyi, siswi teladan 😀
LikeLike
Uwuwuwu aku belum baca novelnya, tapi udah nonton filmnya 😀 dan pertama kalinya nonton, bikin mewek :’
LikeLike
iya salah seorang temen lelaki hana juga nangis nonton film ini.. dia bilang ini kisah cintanya laki banget .. 😀
LikeLike
Iya kan -_- ini juga kayak kisah SMPku banget sebenernya kwkw waktu nonton beberapa bagian, langsung membatin ‘kok kayak aku banget ya’ wkwkw
LikeLike
sama 😀 ada beberapa bagian yang hana merasa seperti itu 😀 ceritanya relatable banget ya 😀
LikeLiked by 1 person
Waaaa samaan 😀 hihihi iyaa sih, relatable banget :’
LikeLike
ayo baca juga novelnya 😀 siapa tahu bikin mewek juga 🙂
LikeLike
Tapi kan udah ketebak mbak :’
LikeLike
banyak bedanya kok 😀 bahkan endingnya beda 😀
LikeLiked by 1 person
Duh, dibikin penasaran nih aku ._.
LikeLiked by 1 person
hahaha emang itu niatnya XD
LikeLiked by 1 person
Masih ada gk ya novelnya,,
LikeLike
Ada.. bisa ke http://www.owlbookstore.co.id/index.php?route=product/product&search=you%20are%20the%20apple&product_id=108
LikeLike
saya hampir 8 tahun yg lalu suka drama korea, jepang sampai taiwan jamannya meteor garden,
terus terang mmg daya tarik pemain dan kisahnya cukup mampu mencuri perhatian ibu2 di indonesia,
sekarang saya udah gak telaten….. sekarang ganti drama turki dan india ya mbak hehehe
LikeLike
hahaha iya kalau di tv sekarang lagi tren drama turki dan india.. kalau mau nonton drama jepang, taiwan atau korea mesti mencari sendiri 🙂
LikeLike
wah aku belum baca tentang ini Han, ini korea ya?
suatu kali aku harap aku bisa pegang tisu sambil baca ini 😉
LikeLike
Ini novel taiwan,king bukan korea 🙂
LikeLike
jiaaah, mirip judul k-pop Han…
LikeLike
Hahaha.. masih saudara emang :p
LikeLike
mbak mau tanya sama yg cover gambar kamar ko jiteng bedanya apa ya sama yg gambar apel ini ? tx
LikeLike
Setahu saya yang cover gambar kamar adalah cover terbaru dari you are apple of my eyes 🙂 cuma ganti cover tapi isinya sepertinya sama saja. Mungkin bisa tanya penerbit nya langsung dengan mention @penerbitharu di twitter? 🙂
LikeLike
[…] by Gong Ji-young 2. A Week-Long Journey by Altami N.D. 3. I’ll be Your Wife by Jho Hyo Eun 4. You Are The Apple Of My Eye by Giddens Ko 5. Her Sunny Side by Osamu Koshigaya 6. So, I Married The Anti-fan (Cover baru) by Kim Eun Jeong 7. […]
LikeLike
Aku selalu suka baca novel2 teenlit seperti ini, terlebih ini Mandarin. Suka sekali dg novel Mandarin sejak pertama baca Stolen Years. Anw, buku ini uda difilmkan kan ya? Yah, nggak nyangka aja waktu tau kalau filmnya ‘lebih gila’ dari bukunya, wkwkwkwkwk
LikeLiked by 1 person
Ya udah difilmkan.. Loe udah nonton filmnya?
LikeLike
[…] You Are The Apple Of My Eye by Giddens Ko […]
LikeLike
Sedih nih film nya sayang masa sma ane kurang greget 😦
LikeLike
ya filmnya sedih.. haha emang kenapa masa smanya kurang greget? 🙂
LikeLike
Ini termasuk novel fiksi gak? Wkwkw
LikeLike