100 Days by Nathalia Theodora

100 Days100 Days by Nathalia Theodora

My rating: 3 of 5 stars

100 days adalah cerita tentang Seo Ji-Hye yang berusaha membuat Tae Jon jatuh hati padanya dalam 100 hari. Saat kecil, Ibu Tae Jon menjodohkan Tae Jon dan Seo Ji-Hye. Tapi hanya Seo Ji-Hye yang serius menganggap ucapan Ibu Tae Jon sementara Tae Jon sendiri tidak setuju dan malah terganggu dengan perhatian yang diberikan oleh Seo Ji Hye kepadanya.

Seo Ji-Hye yang sudah menyukai Tae Jon dari lama akhirnya mengajukan penawaran: Tae Jon harus menerimanya sebagai pacar dan selama 100 hari Seo Ji-Hye akan berusaha membuatnya jatuh cinta kepadanya. Jika gagal, Seo Ji-Hye bersedia menghilang selamanya dari Tae Jon.

Ceritanya ringan dan menghibur. Aku suka tokoh Seo Ji-Hye. Dia periang dan tidak mudah menyerah. Selain itu, dia ekspresif terus emosinya mudah naik turun. Aku senyum-senyum sendiri selama membaca usahanya untuk membuat Tae Jon jatuh cinta padanya.

Sementara untuk tokoh Tae Jon sendiri, dia bukan tipe cowokku. Dia dingin dan beberapa kali mengejek Seo Ji-Hye seperti bilang kalau suara Seo Ji-Hye fals dan bisa bikin orang mimisan.
Meski begitu, harus aku akui kalau karakter Tae Jon jadi terlihat saling melengkapi dengan karakter Seo Ji-Hye. Kalau karakter cowoknya supel dan lucu (yang merupakan tipeku) mungkin dinamika hubungan antara Tae Jon dan Seo Ji-Hye bakalan berbeda atau ceritanya malah ngga lucu.

Meski Nathalia telah menebarkan petunjuk di sepanjang buku, aku tidak berhasil menebak sehingga terkejut dengan endingnya. Membuatku lebih menikmati membaca buku ini.

Hal lain yang aku sukai adalah covernya: cantik dan manis. Ceritanya juga mengalir dan tidak berbelit-belit šŸ™‚
Kalau mencari bacaan romance yang ringan, menghibur dengan bumbu korea, novel ini recommended šŸ™‚

View all my reviews

Replay by Seplia

ReplayReplay by Seplia

My rating: 3 of 5 stars

Buku yang salah satu tokohnya mencoba bunuh diri? I’m in! Entahlah mungkin karena aku pernah berpikiran ingin bunuh diri, aku jadi menyukai buku-buku yang membahas topik bunuh diri. Jadi ketika membaca sinopsis Replay, aku langsung terarik dengan buku ini.

Terlebih lagi aku membaca review Sulis di Goodreads dan dia menyebut Replay sebagai buku young adult Gramedia terbagus yang dia baca. Aku berencana membeli buku ini pada akhir bulan Desember. Tak disangka-sangka, aku memenangkan buku ini dari Giveaway yang diadakan oleh Lia Seplia, Gramedia dan Sulis di Blog Kubikel Romance.
Ini pertama kalinya aku memenangkan giveaway novel.
Alhamdulillah. Terima kasih banyak (/^ā–½^)/
*sujud syukur*

Aku menikmati cerita ini. Gaya penceritaannya tidak berbelit-belit. Aku juga menyukai karakter Nada yang berpikir hitam putih, Audy yang merasa insecure dan Nino yang berusaha setia pada Audy.

Ide dalam novel ini menarik: Kau begitu membenci seseorang kemudian tiba-tiba kau terjebak dalam situasi yang membuatmu berada dalam kondisi mirip dengan orang yang kamu benci.
Membuatku berpikir hidup itu lucu ya?
I mean salah satu cara memaafkan orang yang telah merusak hidupmu adalah dengan memahami mengapa mereka melakukan hal tersebut dan memaafkan mereka.
Karena dengan memaafkan, kau bisa terbebas dari rasa sakit yang menyiksamu
Tapi jika kau tidak memaafkan dengan sukarela, Tuhan punya cara menarik untuk memaksamu untuk memaafkan.
Tanpa sadar, kau mungkin akan melakukan kesalahan serupa dengan orang yang kau benci šŸ™‚
Life is not easy for anyone.
Membuatmu menyadari bahwa terkadang yang terjadi tidak hitam putih.

Tidak ada orang yang sepenuhnya jahat dan sepenuhnya baik. Setiap kita memiliki kedua sifat tersebut, hanya kadarnya yang berbeda.

Karena seperti apapun bentuknya, masa lalu tidak bisa dilawan, menerimanya sebagai bagian dari perjalanan hidup lebih mendamaikan.

Meskipun secara keseluruhan cerita endingnya berakhir bahagia, aku kurang suka ending untuk Audy.
Jadi 3 bintang untuk Replay

View all my reviews