So, I Married The Anti-fan (Cover baru) by Kim Eun Jeong

26857640

Judul : So, I Married the Anti-fan (Cover baru)

Penulis : Kim Eun Jeong

Penerjemah : Putu Pramania Adnyana

Penyunting : Nyi Blo

Proofreader : Dini Novita Sari

Ilustrasi isi : Frendy Putra, @teguhra

Cover : Bambang ‘Bambi’ Gunawan

Cetakan: kedua, November 2015

Jumlah Halaman :525

ISBN : 9786027742611

Penerbit : Penerbit Haru

 

Sinopsis:

Aku tinggal dengan idola paling terkenal se-Korea. Tapi… Aku adalah antifan-nya.

H, salah satu bintang pemicu hallyu wave akan tinggal dengan antifan-nya dalam sebuah variety show.

Mr. H: Tentu saja aku bisa menangani antifan-ku. Aku ini pria yang penuh dengan kejutan.

Ms. L: Sebagai antifan-nya, aku akan membuka semua rahasia busuknya. Lihat saja nanti.

Begitu berita itu keluar, para fans Mr. H segera membentuk pertahanan untuk melindungi idolanya. Dan jika Ms. L melukai Mr. H barang sedikitpun maka mereka tidak segan-segan untuk bertindak.

Review:

Aku setuju dengan Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa “Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu. “

Tapi sering kali kita dihadapkan dengan situasi/orang/benda dimana kita belum menentukan sikap suka atau benci terhadap hal tersebut. Itu juga yang aku alami dengan buku So, I Married the Anti-fan by Kim Eun Jeong ini.

Saat membaca review di goodreads, ada yang suka dan ada yang tidak suka dengan buku ini. Karena belum membaca sendiri bukunya, aku belum menentukan sikap. Yang jelas sinopsis dan covernya menarik perhatianku. Covernya cantik dan dari sinopsisnya, aku mendapat kesan premis ceritanya benar-benar menarik. Tinggal (menikah) dengan orang yang membenci kita? Apakah ini kisah tentang benci berubah menjadi cinta? Aaargh! Aku penasaran.

Terlebih lagi aku sempat membaca halaman pertamanya di toko buku Gramedia Plaza Semanggi. Kebetulan ada buku So, I Married the Anti-fan yang sudah terbuka sampul plastiknya. Setelah membaca, aku merasa halaman pertamanya bagus. (Aku termasuk yang menilai buku dari halaman pertamanya, selain dari cover, sinopsis dan review di goodreads).

Aku pun menelurusi review negatif di goodreads, untuk mencari tahu alasan mereka tidak menyukai buku ini. Sebagian besar bilang mereka merasa terjemahannya kurang baik. Menghindari keluhan serupa, aku pun membeli buku So, I Married the Anti-fan by Kim Eun Jeong yang terbaru (dengan asumsi dan harapan bahwa terjemahan yang terbit baru-baru ini sudah lebih baik dari yang sebelumnya. Sayangnya aku tidak punya buku So, I Married the Anti-fan yang terbit tahun 2012 sehingga aku tidak bisa membuktikan apakah asumsiku benar.)

Jadi pada tanggal 1 Maret lalu, aku pun membeli buku So, I Married the Anti-fan ini dan mulai membacanya pada tanggal 7 Maret.
Chapter 1: Seru!
Chapter 2 dan selanjutnya: seru! 😀 Ngga seru! (._.) Seru! 😀 Ngga seru! (._.) Seru! 😀 dst..

Emosiku naik turun ketika membaca buku ini. Aku merasa tidak ada masalah dengan terjemahannya tapi entah kenapa aku tidak bisa sepenuhnya menikmati membaca buku ini. Sebentar merasa seru, kemudian bosan. Biasanya aku bisa menyelesaikan novel dalam sehari. Akan tetapi karena emosi naik turun saat membaca novel ini, aku baru selesai membaca tanggal 17 Maret.

Dugaanku emosiku naik turun dalam membaca novel ini adalah karena aku merasa tidak bisa masuk dan mengidentifikasi diri dengan tokoh-tokohnya. Aku sering kali tidak benar-benar memahami tindakan para tokoh. Saat aku mengira Geun Yong akan marah, ternyata tidak dan sebaliknya.

Aku introvert reader dan saat membaca, aku berusaha mencari persamaanku dengan tokoh yang kubaca agar aku bisa masuk dan ikut merasa terlibat dalam cerita. Sayangnya hal tersebut jarang terjadi ketika aku membaca novel ini.

Apakah aku menyesal membeli novel ini? Awalnya iya.
Tapi setelah diikir-pikir, lebih baik menyesal beli daripada menyesal tidak beli. Soalnya sebelum baca, novel berhasil membuatku penasaran dan memenuhi pikiranku. Setidaknya sekarang rasa penasaranku sudah hilang. Alhamdulillah.

Selain itu, dari novel ini aku juga belajar ternyata menjadi artis tidaklah mudah.

Orang-orang tidak tahu. Orang yang menjamahnya tentu hanya melakukannya sekali, tetapi orang yang dijamah harus merasakannya berkali-kali. Meskipun begitu, ia harus tetap tersenyum. Kalau ia memasang ekspresi yang tidak enak pada saat seperti itu, kemudian ada orang yang mengambil gambarnya, bisa saja muncul berita tidak enak kan? Hu joon tidak suka bersalaman dengan fannya? Atau hu joon tidak suka bertemu dengan fannya? Atau “apakah ia sedang memiliki msalah pribadi?’ judul-judul seperti itu akan muncul bersamaan dengan foto tadi. Oleh karena itulah, seorang artis harus belajar untuk tidak panik dalam situasi apa pun. Baru ia bisa menjadi artis yang baik.”

Aku juga belajar ternyata ada sisi positif bertemu orang yang tidak menyukaimu. Kau bisa menjadi dirimu sendiri dan tidak berpura-pura baik atau takut kau tidak sesuai ekspektasi mereka.

“Entah bagaimana menurutmu, tapi aku suka padamu … Kau pasti sama sekali tidak suka padaku. Sama, aku juga begitu. Makanya aku suka. Karena kau bisa rileks dan santai. Kalau kau suka padaku, aku kan harus menjaga citra dan memberi fan service sebagai seorang selebriti. Maksudku, aku suka padamu karena kau tidak menyukaiku dan tidak mengharapkan apapun dariku, sehingga aku merasa nyaman.”

Overall, lumayan menghibur. Jadi, 2 bintang untuk So, I Married the Anti-fan!

Review ini diikutsertakan dalam East Asia Reading Challenge 2016

 

 

3 thoughts on “So, I Married The Anti-fan (Cover baru) by Kim Eun Jeong

  1. Kayaknya aku punya buku karangan Kim jeung Eun juga, apa yak judulnya? Dimana itu buku yak, jadi keingetan punya buku yg belum di baca. Yang baru aku baca, versi novelnya The Moon Embraces The Sun. Kedua versi aku suka, versi novel dan versi dramanya.

    Like

    • the moon embraces the sun yang ngarang Jung Eun-gwol bukan Kim Jeung Eun.. karya lain kim jeung eun tuh cheeky romance, my boyfriend’s wedding dress.. berarti The Moon Embraces The Sun bagus ya? makaasih rekomendasinya 😀

      Like

Leave a comment